Sabtu, 24 Desember 2011

Di Jual Masjid di Kota Batu !

Nama Wali Kota Batu ikut terlibat dalam Proposal Pembangunan Masjid


Batu , FN.

Menggali Dana iuran pembangunan masjid door to door ? ah, itu sudah biasa.. atau berteriak-teriak ditengah jalan sambil membawa baki berharap ada pemakai jalan untuk menyisihkan sedekah? Itu juga sudah biasa kita jumpai di jalanan . Tapi Masjid putih yang ada di Kota Batu ini memiliki bahasa market lain dari yang lain. Saat akan Memasuki kawasan Kota Wisata Batu, kira-kira 300 meter sebelum memasuki Pasar Batu, disebelah kiri Jalan kita akan tertarik melihat banner berukuran cukup lebar di sebelah Masjid Darush sholikhin bertuliskan “ Dijual Masjid . 1 juta /meter ² “ Di Indonesia ini mungkin hal yang pertama kali terjadi.

Parno, selaku koordinator penggali dana pembangunan Masjid tersebut menjelaskan kepada wartawan perihal di cantumkannya kalimat yang terlihat cukup menarik untuk dibahas itu. Tentunya tidak sembarangan dalam membuat kalimat yang bisa membuat mata pengguna jalan di daerah Temas terbelalak. “ Kami membuat itu berdasarkan perintah dalam Al-Qur’an Surat Attaubah-111 yang artinya : Allah telah melakukan transakai ( jual beli atau barter ) dari mereka yang beriman diri dan hartanya baginya surga “ terang Parno yang mengaku berprofesi sebagai petani dan ketua RW 07 di kelurahan Temas ini.

“ Pertama-tama , kami banyak menuai kritikan yang membangun dan tidak membangun “ tambahnya. Bahkan panitia pernah dikatakan gila . Tapi panitia pun juga berprinsip bahwa Nabi , pada awal-awal kemunculanya juga dikatakan gila oleh mereka – mereka yang belum mengerti mengenai ajaran yang disampaikan.

Saat ditanyakan mengenai sejarah tanah, Parno menjelaskan bahwa tanah areal Masjid itu dulunya milik seorang warga keturunan Cina, dibeli dengan swadaya masyarakat sekitar dengan harga Rp.350.000 / m² pada tahun 2006 dan baru lunas setelah 2 tahun. Setelah itu tanah di wakafkan melalui keputusan bersama.

Pada awal dilakukannya pembangunan masjid, panitia masih memiliki dana Rp. 92 juta , waktu itu dibelikan besi semua, sedangkan di rekening masjid ada sekitar Rp. 180-an juta sebagai modal awal pembangunan masjid. Panitia sepakat membuat masjid baru dengan susah payah. Peletakan batu pertama dilakukan pada tanggal 20 Februari 2010 oleh Walikota Batu, Edi Rumpoko. Saat itu juga mendapatkan bantuan dari APBD Kota Batu sebesar Rp.100 Juta. “Jadi saat itu dana terkumpul sampai 280 Juta”, kenang pria berkumis tipis ini.

“Sampai hari ini pembangunan masjid sudah menelan dana sekitar Rp. 990 Juta terhitung sebelum bulan suci Ramadhan 1432 H kemarin , itu pun sudah ditambah Pak Edi Rumpoko secara pribadi sebesar 100 Juta”, tambahnya. Dari sinilah panitia sudah mulai kehabisan akal untuk bisa menggali dana lagi guna penyelesaian pembangunan Masjid. Maka menjelang bulan puasa kemarin diadakanlah rapat panitia sehingga melahirkan ide : “ Dijual Masjid “ seperti yang tertera pada papan di pinggir Jalan tersebut.

Panitia merasa hal itu tidak menyalahi aturan yang ada didalam buku wakaf tunai. Maka setiap pembeli akan diberikan pemahaman mengenai wakaf tunai dan selanjutnya akan diberikan sertifikat wakaf oleh panitia pembangunan . “ini adalah investasi tiada henti sampai mati tetap berjalan “ terang Parno.

Sampai saat ini ( 06/10/2011) Panitia pembangunan Masjid berwarna putih ini sudah menerima wakaf Tunai sebesar 426,5 Juta dari sekitar 326 pembeli . Luas bangunan Masjid sendiri sekitar 1250m . Bahkan dari data pembelian, selain tertera nama-nama warga sekitar Masjid , Kota Batu dan seluruh nusantara, juga ada warga Malaysia dan Finlandia.

Mengenai adanya kontroversi dan kritik, Panitia siap mengajak Dialog kepada pihak-pihak yang merasa kurang sreg atau tidak setuju dengan cara-cara yang ditempuh oleh panitia masjid . “ Kami siap didatangi dan mendatangi mereka-mereka yang ingin mengajak dialog, mas”, terang Parno yang mengaku aktif di Lembaga Sosial Masyarakat ( LSM) Fokal Mesra ( Forum Kajian Air dan Lingkungan Menuju Selaras Alam) ini.

Panitia mengaku sudah menghabiskan dana hampir 1 Miliar rupiah. Pekerjaan lantai 1 dan lantai 2 sudah hampir selesai. Tinggal gebyok misrab ( tempat Imam ) , kaca alumunium, tempat wudlu dan menara.” Bahkan Dewan Masjid Indonesia akan membangunkan menara senilai 300 – 400 juta. Tentunya ini masih dalam proses, sebab mereka sudah bikin MOU dengan panitia pembangunan masjid putih ini.” Lanjutnya.

Dalam mengisi kegiatan di Bulan suci Ramadhan 1432H kemarin, Walikota bersama Ketua Komisi B, Hari Purwanto, SH ikut acara sahur bareng yang diadakan oleh panitia pembangunan masjid. Dalam acara tersebut, Wali Kota yang saat ini ikut terjun mengelola kesebelasan Arema Malang tersebut sempat berucap bahwa dirinya merasa malu saat ada acara Nasional selalu disinggung sebagai Wali Kota yang jual Masjid. Sebab dalam proposal pembangunan Masjid tersebut juga tertera nama Wali Kota selaku Pelindung dan Penasehat Panitia Pembangunan Masjid.

“ Pak Wali berjanji akan segera ikut aktif menyelesaikan Pembangunan Masjid dan berjuang bersama- sama panitia . Asumsi dari forum sendiri : Kalau Pak Wali kota yang meletakkan batu pertama, maka beliau juga akan menyelesaikanya “, lanjut Parno.

Masjid ini rencananya akan diberi julukan ‘Masjid Putih’ sebab seluruh badan masjid sudah dicat putih sebagai warna dominan. Untuk itu panitia juga mohon dukungan dan do’a restu agar pembangunan Masjid ini bisa berjalan dengan lancar.Adapun para punggawa dalam pembangunan Masjid ini antara lain : ketua Panitia : H. Hasan Jumain, pemilik sate kelinci , Sekretaris : Drs. M. Nurhadi , Bendahara : Drs. H M. Fanani, pemilik sate Hot plate, dan Koordinator penggali dana : Parno, Ketua LSM FOKAL MESRA, Batu . ( Tiar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar