Sabtu, 24 Desember 2011

SEKOLAH PARIWISATA BATU BUTUH PERHATIAN KHUSUS

SMKN 1 Batu masih banyak kekurangan Fasilitas Belajar – Mengajar

Batu – FN

Dibalik kemeriahan Batu Flower Festival yang dijadikan even tahunan oleh Dinas Pariwisata , agaknya Pemerintah Kota Wisata Batu perlu membenahi Fasilitas Sekolah Kejuruan dimana siswa-siswi nya dipersiapkan sebagai lulusan yang siap berkompeten dalam bidang ini. Bahkan bila perlu, sekolah – sekolah pariwisata diberikan prioritas khusus agar anak didiknya nanti benar-benar bisa siap pakai setelah menerima ijazah dan melaksanakan wisuda.

SMKN 1 Batu, sebagai sekolah kejuruan yang mempersiapkan anak didiknya menjadi tenaga – tenaga profesional dibidang Pariwisata dinilai perlu mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk menambah fasilitas sekolah yang bisa dibilang masih kurang memadai jika dibandingkan Sekolah Menengah Kejuruan Negeri yang ada di kota Malang.

“Saya berharap kepada Pemerintah Daerah, melalui Dinas Pendidikan untuk lebih memperhatikan masalah sarana dan prasarana Sekolah, termasuk juga sarana lokal itu kami rasa sangat kurang sekali. Seperti kurangnya ruang kelas, sehingga murid-murid dibagi menjadi dua sift , masuk pagi dan masuk siang hari. Terutama adalah ruangan Lab itu sendiri, sesuai dengan petunjuk dari pusat, setiap satu jurusan seharusnya memiliki 3 Lab, sedangkan disini hanya memiliki 1 lab yang digunakan bergantian untuk kelas 1 kelas 2 dan kelas 3 “, keluh Drs. Sutikno selaku kepala sekolah SMKN1 Batu.

Secara fisik, sarana lokal sekolah masih kurang sekitar 23 kelas, sehingga untuk menyiasati kekurangan ruangan, murid – murid dibagi menjadi dua Sift. Bahkan untuk ruangan guru dan staff, juga kekurangan tempat, sehingga jika memasuki jam istirahat, beberapa guru terlihat mengambil tempat duduk diluar ruangan, tentunya hal ini tidak efektif bagi guru yang bekerja selama dua sift .

Kepala sekolah dan para tenaga pendidik berharap agar Pemerintah Daerah mempercepat pembangunan SMKN 1 yang tentunya kedepan akan menjadi Sekolah Menengah kejuruan Negeri yang bisa menampung lebih banyak Siswa –Siswi baru pada saat pelaksanaan penerimaan siswa baru . Animo masyarakat untuk bisa menyekolahkan putra-putri mereka ke SMKN 1 Batu memang terjadi peningkatan dari tahun ke tahun. Hal itu dijelaskan olehpihak sekolah yang mengaku telah menolak banyak calon Siswa –siswi baru dikarenakan jumlahnya melebihi kuota . terutama mereka yang ingin masuk dalam program keahlian yang berhubungan dengan pariwisata.

“Lahan disini saja masih dirasa kurang, Sekolah kami berdiri di lahan luasan kira-kira 2200 meter. sedangkan sekolah lain kan ada yang sampai satu hektar , dua hektar bahkan lebih”, papar Kepala Sekolah. Tenaga pengajar cukup. Akomodasi perhotelan tidak punya Lab, kalau Tata Boga sudah punya satu, kecantikan juga sudah punya satu. Seharusnya kan masing-masing jurusan memiliki 3 Lab “ terangnya lagi.

“Bantuan untuk tahun ini, dari Pemerintah Daerah berupa lokal satu . tapi untuk alat belum ada. Kalau dari Propinsi ada bantuan alat senilai 200 juta. Pusat, rencananya akan menambah RKB 2 lokal. satu lokalnya senilai 85 Juta. Andaikan dibangun kekurangan ruangan Jika dihitung maka tiap lokal membutuhkan dana sekitar 158 Juta. Itu perkiraan dari konsultan, Mas” lanjut Drs. Sutikno.

Jika dilihat dari letak sekolah sendiri, selain berdiri diatas lahan yang sempit, suasana disekitar sekolah juga dirasa sering membuat proses belajar – mengajar terganggu, bahkan pihak Sekolah sampai memasang foam di jendela bagian depan sekolah dikarenakan suara kendaraan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar