Sabtu, 24 Desember 2011

KADES PANDANREJO MENERIMA JALAN DAMAI DENGAN PIHAK COBAN RONDO

PASCA PEMUKULAN JUKIR DALAM ACARA TRAIL DI KAWASAN WANA WISATA COBAN RONDO

Batu - FN

Abdul Manan (52),Kades Pandanrejo yang menjadi korban pemukulan pada acara trail di kawasan Wana Wisata Coban Rondo terlihat masih menahan rasa sakit di kepala sebelah kiri saat di temui wartawan (25/10). Nampak beberapa tamu masih berdatangan untuk menjenguknya. Mereka tidak lain adalah warga Desa Pandanrejo yang ingin mengetahui keadaan Kadesnya yang sudah dua hari tidak bisa aktif di kantor desa dikarenakan masih sakit. Nampak memar dan kebiruan disekitar mata sebelah kiri akibat terkena pukulan keras dari Sugiarto yang berprofesi sebagai Jukir di kawasan wisata Coban Rondo tersebut.

Seperti yang sudah diketahui oleh masyarakat Batu melalui Media, Kades Manan disebut-sebut menjadi korban pengeprukan oleh Jukir Rosid Sugiarto pada saat ngetrail di kawasan wisata yang memiliki Air Terjun tertinggi di Kabupaten Malang ini. Pihak Kades Manan juga menilai kurang puas dengan kinerja Polsek Pujon yang terkesan lambat dalam menangani kasusnya.

Namun di sisi lain Kades Manan menunjukan kebesaran hatinya dengan memberikan kesempatan kepada pihak pengelola taman wisata Coban Rondo untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan dan menangguhkan laporanya kepada pihak yang berwajib. Kades Mananjuga harus bisa meredam amarah para penduduk Desa yang terlihat berbondong-bondong datang kerumahnya sejak berita pemukulan tersebut.

Istri Kades Manan sendiri mengaku kewalahan menerima penduduk Desa yang datang .” Biasanya yang datang kerumah Cuma beberapa orang, tapi kali ini banyak sekali mas, ya namanya tamu kan gimana kalo nggak di temui, apalagi mereka warga sendiri. Kasihan Bapak ( Kades Manan) juga terganggu istirahatnya.” Terangnya.

Ditemui wartawan di Polsek Pujon, Sugiarto yang saat itu ditahan sementara oleh pihak kepolisian menyatakan penyesalannya setelah insiden tersebut. “ Ya, gimana lagi mas ,lha wong sudah terjadi. Waktu itu saya memang dalam keadaan lelah, tiga hari ikut membantu persiapan acara trail. Saya khilaf”, terang pria yang mengaku sudah 2 tahun bekerja di kawasan Coban Rondo ini. “Saya minta maaf sebesar-besarnya kepada Pak Kades”lanjutnya memelas.

Kapolsek Pujon, AKP Lisnaryadi juga masih mendalami kasus ini dan menunggu langkah yang akan ditempuh Kades Manan. Pihaknya menyangkal kalau Polsek Pujon dinilai lambat dalam menangani kasus pemukulan ini. “ Dalam menangani kasus, tentunya kami butuh proses untuk menyelesaikanya, waktu itu setelah pihak korban lapor, kami membagi tugas menjadi dua kelompok. Ada yang mengantarkan korban melakukan visum ke Puskesmas, dan ada yang segera mencari pelaku di TKP. Pada saat mencari pelaku inilah kami mengalami sedikit kesulitan karena teman-teman Jukir tidak serta merta menunjukan keberadaan pelaku”, terang Kapolsek berkumis tebal ini.

Pasca pemukulan Kades di Kawasan Coban Rondo, tentunya akan berdampak negatif bagi kawasan Coban Rondo yang termasuk ikon penting dalam kawasan wisata di daerah Pujon jika tidak segera diselesaikan dengan bijaksana. Untuk itulah, Lesmono selaku Kepala Unit Kerja Wana Wisata Coban Rondo , setelah mendapatkan kabar ini langsung mendatangi Kades Manan untuk meminta maaf atas perlakuan karyawannya. Bahkan pihak Coban Rondo menawarkan penyelesaian kasus ini secara damai.

Pihak keluarga Sugiarto juga tidak tinggal diam. Hari ke dua istri dan ayah Sugiarto juga terlihat mengunjungi Kades Manan dan berniat untuk meminta maaf atas perlakuan Sugiarto .

“ Kalau saya sekarang bisa sabar mas. Sampeyan lihat itu motto saya , Tawakkal, ikhlas, Sabar, Nriman, Ngalah, Bersukur dan dilakoni “ serunya sambil menunjuk deretan kalimat yang menjadi motto hidupnya. “ Kalau saya bisa sabar mas. Tapi namanya warga ini.. kalu mendengar Kepala Desanya dikepruk Jukir seperti yang diberitakan di koran , mereka akan cepat bereaksi. Sampeyan lihat sendiri mulai dari kemarin tamu yang datang kesini masih saja ada “ Lanjutnya.

Lain halnya dengan Chandra Irawan (23) , pria yang juga ikut menjadi korban pemukulan saat ikut ngetrail bersama rombongan Kades Manan di Coban Rondo ini mengaku masih belum bisa menerima perlakuan Sugiarto. Dengan menunjukkan tangan kanannya yang masih bengkak, dia mengisahkan kronologis insiden pemukulannya.

“ Waktu itu kondisi kendaraan saya mati. Setelah memukul pak Manan, Pak Manan sempat menyelamatkan diri, sedangkan saya tidak bisa lagi , saya dipukul hingga jatuh dari kendaraan walaupun sempat nangkis dengan tangan kanan. Saya dipukul dengan kayu kira kira sebesar gelas itu mas “ terangnya sambil menunjuk gelas minuman berdiameter kurang dari 10 cm .” Sedangkan panjang kayu yang dipakai memukul kira-kira 2 meteran”, lanjutnya.

Menurut keterangan Chandra, waktu itu rombongan yang berangkat ada 13 orang, sedangkan saat terjadi insiden ada 7 orang yang lain sudah berangkat duluan, karena berangkat terakhir, panitia tidak terlihat di garis start sehingga tidak ada penunjuk jalan.

Diperkirakan karena kebingungan, rombongan Kades Manan yang memiliki team Trail ‘ Kali Lanang Adventure ‘ ini dinilai Jukir Sugiarto mengganggu suasana yang mulai tenang, apalagi dia merasa kelelahan membantu acara tersebut, sehingga dengan emosi yang sudah tidak bisa dibendung lagi dia mengambil sebatang kayu dan mengayunkan kepada para korban. Helm yang dipakai Kades Manan retak di sebelah kiri hingga menumbuk dan meninggalkan bekas biru di bagian mata kiri. Sedangkan Chandra berhasil menangkis serangan Sugiarto dengan tangan kanan tetapi terjatuh dari atas trailnya.( Tiar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar