Sabtu, 24 Desember 2011

Genangan Air di Jalan Raya depan Jatim Park 2 dijadikan lomba mancing

Pihak Musium satwa dan Dinas Binamarga terkesan saling menyalahkan.

Batu, FN

Musim hujan tentunya menjadi berkah bagi lahan-lahan tadah hujan, sawah-sawah yang kekurangan air, juga hutan-hutan di pegunungan yang nampak mengering di gunung Panderman, tetapi diawal-awal musim hujan ini terdapat pemandangan yang cukup menarik di lintasan jalan depan musium satwa Jatim Park 2 desa Oro-oro ombo, kota Batu.

Saat hujan deras, pada ruas jalan yang berdekatan dengan musium satwa terdapat genangan air yang cukup merepotkan para pengguna jalan .karena warga sudah terlihat jengkel dan kecewa, beberapa dari mereka sengaja menarik perhatian pada pihak pengelola Jatim Park 2 dan Dinas terkait dengan cara melepaskan ikan lele pada genangan air di jalan tersebut . ada yang mengail, menjala dan bahkan menangkap dengan tangan. Kontan saja hal itu sempat membuat jalan macet dan menjadi tontonan yang lucu.

Menurut Wiweka, Kades Oro-oro Ombo pihaknya sudah menyampaikan keluhan masyarakat terkait dengan gangguan genagan air tersebut kepada pihak Jatim Park 2 pada saat melakukan rapat koordinasi, tetapi masih belum ada tindakan untuk memperbaiki sistem drainase , sehingga pihaknya juga merasa kecewa dengan keadaan jalan yang tentunya bisa membahayakan para pengguna jalan.

“Dari tahun kemarin kami sudah menyampaikan pada pihak Musium satwa mengenai gangguan genangan air pada jalan itu, tapi sampai saat ini belum ada tindakan, mas. Tentunya itu kan menjadi tanggung jawab pihak Jatim Park 2 dan Dinas terkait. Bahkan kalau hujan sangat deras genangan air bisa sampai lutut orang dewasa. Beberapa pengguna jalan juga ada yang sempat terjatuh saat melintas di genangan itu ”, terang Wiweka saat ditemui wartawan di rumahnya ,rabu(9/11) kemarin.

Aksi warga Oro-oro Ombo tersebut, membuat manajemen Museum Satwa bertindak. GM Museum, Triono sempat menemui warga. Menurutnya, sementara manajemen bisa memberikan solusi dengan menyedot air dari kubangan itu setiap hari.

Dalam waktu secepatnya, manajemen juga akan membuat saluran semi permanen. Saluran digunakan agar air hujan langsung mengalir ke sungai, sehingga tidak terjadi genangan seperti itu. " Kami segera membuat saluran itu," tegas Triono saat dimintai keterangan diruang kerjanya.

Lebih lanjut Triono mengatakan kalau genangan air tersebut tidak lepas dari kinerja Dinas Binamarga dalam membuat prtal tengah (semacam pulau jalan) terlalu lebar, sehingga laju air yang seharusnya bisa habis mengalir menjadi terhenti dan menggenang.

Pada kesempatan lain, saat dikonfirmasi ke kantor Binamarga, Kabid Binamarga, iwan mengatakan kalau genangan iar tersebut seharusnya menjadi tanggung jawab bersama, bukan hanya dilimpahkan pada Binamarga saja. Namun demikian, pihaknya akan merespon dan menindak lanjuti aksi masyarakat tersebut.” Satu, dua hari ini kita akan segera memperbaiki sistem drainase dengan cara membuat saluran air ke arah sungai terdekat”, jawab Iwan.

“Sebelum ada musium satwa , air tidak pernah menggenang disitu. Pihak Musium satwa harusnya juga menyadari, air itu datang dari mana arahnya, dari musium juga kan?. Dan apakah mereka ( pihak Jatim Park 2) sudah memiliki sumur resapan air? Kalau sudah tentunya air tidak akan menggenang sampai separah itu “ terang Kabid Binamarga ini. ( Tiar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar